Friday, March 18, 2016

PASCA PENGABDIAN SM-3T




Tanggal 27 Agustus 2015 adalah hari saat dimualinya kembali menghirup hiruk pikuk kegiatan pasca selesainya mengabdi di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Saya yang berpenempatan tugas di kabupaten Ende, NTT sejenak singgah dan bermalam di pusat provinsi yaitu di Kupang untuk transit sejenak melanjutkan pulang ke tanah kelahiran yaitu Pemalang.


Setahun yang dirasa cepat namun cukup menguras tenaga, pikiran dan perasaan lepas sejenak untuk 6 bulan kedepan. Fase istirahat yang tentunya tak cepat itu pun juga menguras pikiran, tenaga dan perasaan pula. Loh kok sama saja? Karena waktu enam bulan itu digunakan untuk menunggu kepastian kapan terselenggaranya PPG (Program Profesi Guru) untuk angkatan IV.

Apa itu PPG? PPG atau kependekan dari Program Profesi Guru adalah salah satu bonus yang diberikan Kemenristekdikti untuk para pejuang  program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. PPG adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam menjadi guru. Pendidikan ini ditempuh selama 1-2 tahun setelah seorang calon lulus dari program sarjana pendidikan maupun non sarjana kependidikan. Program ini pula pengganti dari Akta IV. Gelar yang diberikan adalah gelas Gr (Guru) di belakang title sarjana. (Sumber : Wikipedia)

Kembali kecerita awal tentang pasca pengabdian SM-3T. syukur Alhamdulillah selalu saya haturkan kepada Allah SWT karena nikmat sehat dan semangat yang selalu terjaga. Enam bulan fase istirahat dari SM-3T saya gunakan dengan melanjutkan pengabdian di sekolah. SMP Negeri 2 Pemalang sejenank menjadi bagian untuk beraktivitas setiap hari. Beliau Kepala SMP Negeri 2 Pemalang, M. Raharjo, M.Pd memberikan kesempatan saya untuk bergabung bersama salah satu sekolah favorit di kota kecil tersebut. Bersama Pak Gufron, pak Koko dan pak andi, saya mengajar mata pelajaran Penjasorkes. Menarik dan penuh cerita bersama beliau selama 6 bulan saya mengisi kekosongan pasca pengabdian.


Pengalaman mengajar yang masih minim menjadi semangat saya untuk terus belajar dan belajar dari beliau. Dari bagaimana mengondikan siswa di darat hingga di air saat materi berenang. Tak ada gengsi atau yang ditutupi antara kami. Walaupun beliau usianya jauh di atas saya namun beliau sangat mengutamakan kebersamaan, kejujuran dan tentunya tanggung jawab.
Hal kecil yang selalu diingatkan pak Gufron tentang mengajar penjas adalah disiplin waktu. Artinya bagaimana pun diusahakan selalu menjadi yang pertama di lapangan untuk memulai pembelajaran. Jangan sampai sebagai guru penjasorkes dating terlambat dari pada siswanya. Dari hal itu pula kami sepakat antara guru dan siswa apabila telat dating yaitu pusat 10 x. baik guru maupun siswa sama halnya wajib melakukan push up apabila terlambat datang.

Informasi yang ditunggu selama 6 bulan pun akhirnya datang, pengumuman PPG tentunya. Universitas Negeri Semarang adalah tempat saya dan beberapa kawan penjasorkes akan menjadi kegiatan rutinitas sebagai mahasiswa selama setahun. Sangat bersyukur sekalai ditempatkan di UNNES karena ini adalah kampus s1 saya dulu dan tentunya pasti akan di instrukturi oleh para pakar penjas berkaliber Nasional. PJKR UNNES adalah salah satu kiblat jurusan PJKR se Indonesia.

Semoga kami yang mengikuti PPG SM-3T tahun 2016 terkhusus yang ditempatkan di UNNES dan semua kawan seperjuangan dimanapun kalian di tempatkan selalu diberi kesehatan, kebahagiaan dan tentunya kelancaran untuk menjalankan rutinitas perkuliahan PPG dan disegerakan Allah untuk mencapai karir terbaik. Amin Amin Amin.

No comments:

Post a Comment