Tanggal 27 Agustus 2015 adalah
hari saat dimualinya kembali menghirup hiruk pikuk kegiatan pasca selesainya
mengabdi di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Saya yang
berpenempatan tugas di kabupaten Ende, NTT sejenak singgah dan bermalam di
pusat provinsi yaitu di Kupang untuk transit sejenak melanjutkan pulang ke
tanah kelahiran yaitu Pemalang.
Setahun yang dirasa cepat namun
cukup menguras tenaga, pikiran dan perasaan lepas sejenak untuk 6 bulan
kedepan. Fase istirahat yang tentunya tak cepat itu pun juga menguras pikiran,
tenaga dan perasaan pula. Loh kok sama saja? Karena waktu enam bulan itu
digunakan untuk menunggu kepastian kapan terselenggaranya PPG (Program Profesi
Guru) untuk angkatan IV.
Apa itu PPG? PPG atau kependekan
dari Program Profesi Guru adalah salah satu bonus yang diberikan
Kemenristekdikti untuk para pejuang
program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. PPG adalah pendidikan
tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam menjadi guru.
Pendidikan ini ditempuh selama 1-2 tahun setelah seorang calon lulus dari
program sarjana pendidikan maupun non sarjana kependidikan. Program ini pula
pengganti dari Akta IV. Gelar yang diberikan adalah gelas Gr (Guru) di belakang
title sarjana. (Sumber : Wikipedia)
Kembali kecerita awal tentang
pasca pengabdian SM-3T. syukur Alhamdulillah selalu saya haturkan kepada Allah
SWT karena nikmat sehat dan semangat yang selalu terjaga. Enam bulan fase
istirahat dari SM-3T saya gunakan dengan melanjutkan pengabdian di sekolah. SMP
Negeri 2 Pemalang sejenank menjadi bagian untuk beraktivitas setiap hari.
Beliau Kepala SMP Negeri 2 Pemalang, M. Raharjo, M.Pd memberikan kesempatan
saya untuk bergabung bersama salah satu sekolah favorit di kota kecil tersebut.
Bersama Pak Gufron, pak Koko dan pak andi, saya mengajar mata pelajaran
Penjasorkes. Menarik dan penuh cerita bersama beliau selama 6 bulan saya
mengisi kekosongan pasca pengabdian.
Pengalaman mengajar yang masih
minim menjadi semangat saya untuk terus belajar dan belajar dari beliau. Dari
bagaimana mengondikan siswa di darat hingga di air saat materi berenang. Tak
ada gengsi atau yang ditutupi antara kami. Walaupun beliau usianya jauh di atas
saya namun beliau sangat mengutamakan kebersamaan, kejujuran dan tentunya
tanggung jawab.
Hal kecil yang selalu diingatkan
pak Gufron tentang mengajar penjas adalah disiplin waktu. Artinya bagaimana pun
diusahakan selalu menjadi yang pertama di lapangan untuk memulai pembelajaran.
Jangan sampai sebagai guru penjasorkes dating terlambat dari pada siswanya.
Dari hal itu pula kami sepakat antara guru dan siswa apabila telat dating yaitu
pusat 10 x. baik guru maupun siswa sama halnya wajib melakukan push up apabila
terlambat datang.
Informasi yang ditunggu selama 6
bulan pun akhirnya datang, pengumuman PPG tentunya. Universitas Negeri Semarang
adalah tempat saya dan beberapa kawan penjasorkes akan menjadi kegiatan
rutinitas sebagai mahasiswa selama setahun. Sangat bersyukur sekalai
ditempatkan di UNNES karena ini adalah kampus s1 saya dulu dan tentunya pasti
akan di instrukturi oleh para pakar penjas berkaliber Nasional. PJKR UNNES
adalah salah satu kiblat jurusan PJKR se Indonesia.
Semoga kami yang mengikuti PPG
SM-3T tahun 2016 terkhusus yang ditempatkan di UNNES dan semua kawan
seperjuangan dimanapun kalian di tempatkan selalu diberi kesehatan, kebahagiaan
dan tentunya kelancaran untuk menjalankan rutinitas perkuliahan PPG dan
disegerakan Allah untuk mencapai karir terbaik. Amin Amin Amin.
No comments:
Post a Comment